Sabtu, 20 Oktober 2012

contoh laporan fisiologi tumbuhan.PENGARUH AUKSIN TERHADAP PEMANJANGAN JARINGAN

KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya kepada penyusun sehingga praktikum dan penyusunan laporan ini yang berjudul “ Laporan lengkap Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan” dapat terlaksana dengan baik.  Tak lupa penyusun mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak berperan penting dalam membantu penyusunan laporan ini, yaitu kepada bapak dan ibu sebagai dosen pembimbing yang banyak memberikan semangat dan masukan baik dalam toeri maupun pelaksanaannya, dan terutama kakak asisten yang telah memberikan bimbingan da arahan selama kegiatan praktikum hingga sampai saat penyusunan laporan.
Dalam penyusunan laporan lengkap peyusun meyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu peyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat dijadikan pedoman agar memperbaiki penyusunan laporan selanjutnya.  Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan maupun bantuan dalam menyusun laporan lengkap ini dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua baik sekarang maupun di masa yang akan datang.
Palu,    November 2011
DAFTAR ISI
I.      PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang...................................................................................... 55
                  1.2    Tujuan dan Kegunaan............................................................................ 55
II.     TINJAUAN PUSTAKA
                  2.1    Auksin................................................................................................... 57
                  2.2    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auksin......................................... 58
                   2.3    Hipokotil...............................................................................................  60
                   2.4    Jaringan Tumbuhan..............................................................................  60
III.   METODOLOGI
3.1    Tempat dan Waktu................................................................................ 63
                  3.2    Alat dan Bahan...................................................................................... 63
                  3.3    Cara Kerja.............................................................................................. 63
IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN
                  4.1    Hasil....................................................................................................... 64
                  4.2    Pembahasan........................................................................................... 64
V.     KESIMPULAN DAN SARAN
                  5.1    Kesimpulan............................................................................................ 66
                  5.2    Saran...................................................................................................... 66
                                                                                    
I.      PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari tentang proses metabolisme yang terjadi didalam tumbuhan yang meyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup. Salah satu faktor terjadinya proses metabolisme tersebut dapat berlangsung dengan laju yaitu karena lingkungan mikro di sekitar tumbuhan tersebut.  Dengan mempelajari tentang fisiologi tumbuhan ini kita dapat mengetahui bagaimana sinar matahari dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk menghasilkan karbohidrat dari bahan baku anorganik berupa air dan karbodioksida, dengan adanya fisiologi tumbuhan ini kita juga dapat mengetahui bahwa dalam reaksi biokimia meyebabkan terjadinya membuka dan menutupnya stomata.   Selain itu juga ada proses imbibisi dalam suatu tanaman, imbibisi merupakan proses penyerapan air oleh permukaan zat-zat hidrofilik seperti protein, pati, selulosa dan lain-lainnya.     Selain itu juga hormon adalah salah satu zat pengantur tumbuh-tumbuhan, dan merupakan senyawa kimia yang dalam konsentrasi rendah berperan aktif dalam mengontrol proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (Chawla, 2002).
Menurut Trigiano (2000), Indole Acetic-Acid (IAA) merupakan salah satu jenis auksin yang secara alami digunakan untuk pembentukan kalus.  IAA memiliki sifat kimia lebih stabil dan mobilitasnya di dalam tanaman rendah.  Sifat-sifat ini yang menyebabkan IAA dapat lebih berhasil karena sifat kimianya yang mantap dan pengaruhnya yang lebih lama.  Komposisi auksin dan sitokinin dalam media kultur invitro memainkan peranan penting dalam induksi dan regenerasi kalus menjadi tunas (Kadir, 2007).
1.2        Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Fisiologi Tumbuhan tentang Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan adalah untuk mengetahui pengaruh Auksin (IAA) terhadap perkecambahan biji.  Kegunaannya adalah kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh auksin alami (IAA) dalam proses perkecambahan biji.
 II.   TINJAUAN PUSTAKA
2.1        Auksin
Istilah Auksin berasal dari bahasa yunani auxein, meningkatkan.  Auksin ini merupakan senyawa yang belum dapat dicirikan mungkin meyebabkan pembengkokan koleoptil oat ke arah cahaya.  Koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemasnjangan pada sisi yang ditempeli potongan akar.  Pengaruh Auksin terhadap pemanjangan dapat dipelajari dari hasil berdasarkan penelitian pada ujung koleoptil kecambah sejenis gandum.  Sebelumnya sudah lama diketahui bahwa ujung koleoptil itu penting untuk pemanjangan koleoptil dan ujung bawah batangnya, bila ujung dipotong pertumbuhan akn terhambat beberapa jam, dan akan tumbuh lagi apabila ujung  batang  yang  terpotong  itu  telah  memproduksi  auksin  kembali  (Dwidjoseputro, 1986).
Auksin adalah kelas substansi pertumbuhan tanaman dan morphogens (sering disebut phytohormone atau hormon tanaman).  Auksin memiliki peran penting dalam koordinasi banyak pertumbuhan dan proses perilaku dalam siklus hidup tanaman. Auksin dan peran mereka dalam pertumbuhan tanaman pertama kali diungkapkan oleh Frits ilmuwan Belanda.
Hal ini menunjukan bahwa terdapat zat yang diproduksi dibagian ujung dan bergerak ke bawah yang mempengaruhi pertumbuhan, zat ini oleh kogl dinamakan Auksin dari bahasa latin yaitu auksin yang berarti tumbuh    (Suwasono, 1983).
2.2        IAA (Indole Acetic Acid)
Asam indole acetic acid, juga dikenal sebagai IAA, adalah senyawa heterosiklik yang phytohormone yang disebut auksin.  Ini padat berwarna mungkin adalah auksin tanaman yang paling penting.  Molekul ini berasal dari indol, mengandung kelompok karboksimetil (asam asetat).  IAA diproduksi dalam sel-sel di puncak (tunas) dan daun muda tanaman.  Sel tumbuhan terutama mensintesis IAA dari tryptophan tetapi juga dapat menghasilkan secara mandiri dari tryptophan. Kimia, dapat disintesis dengan reaksi indol dengan asam glikolat dengan adanya dasar pada 250 ° C.
IAA memiliki efek yang berbeda, seperti semua auksin lakukan, seperti merangsang pemanjangan sel dan pembelahan sel dengan semua hasil berikutnya untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.  Ada yang lebih murah dan metabolik stabil analog auksin sintetis di pasar untuk digunakan dalam hortikultura, seperti asam indole-3-butirat (IBA) dan asam 1-naphthaleneacetic (NAA).
Studi IAA tahun 1940-an menyebabkan perkembangan herbisida fenoksi asam 2,4-ichlorophenoxyacetic (2,4-D) dan asam 2,4,5-triklorofenoksiasetik (2,4,5-T). Seperti IBA dan NAA, 2,4-D dan 2,4,5-T  metabolik dan lingkungan yang lebih stabil analog IAA. Namun, ketika disemprotkan pada tanaman dicot luas daun, mereka mendorong cepat, pertumbuhan yang tidak terkendali, akhirnya membunuh mereka. Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1946, ini herbisida yang digunakan secara luas dalam pertanian pada pertengahan 1950-an             (M. S. Saleh, 2003).
III.     METODE PRAKTEK
3.1        Tempat dan Waktu
Praktikum Fisiologi Tumbuhan tentang Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu.  Pada hari Rabu 03 November 2010 pukul  14.00 WITA sampai selesai.
3.2        Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Praktikum ini yaitu silet/cutter.  Sedangkan bahan yang digunakan yaitu kecambah Kacang Hijau ( Phaseolus radiates L)  yang berumur 5 hari (dikecambahkan di tempat gelap),aquades , larutan IAA 0,01 ppm; 0,03 ppm; 0,05 ppm; 0,07 ppm; 0,09 ppm.
3.3        Cara Kerja
Cara kerja dalam Praktikum ini yaitu pertama kami membuat potongan hipokotil sepanjang 3 cm, kemudian kami menyiapkan larutan masing-masing 5 ml pada cawan petri dan menggunakan aquades sebagai kontrol, setelah itu kami memasukkan masing-masing 5 potongan hipokotil pada larutan yang disediakan, selanjutnya menyimpannya di tempat gelap selama 48 jam, kemudian kami mengukurnya setiap hari dan membandingkan dari semua perlakuan yang ada.
IV.     HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1        Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 7.  Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan.
Perlakuan
Panjang awal (cm)
Panjang akhir (cm)
Selisih
Kontrol
IAA 0,01 ppm
IAA 0,03 ppm
IAA 0,05 ppm
IAA 0,07 ppm
IAA 0,09 ppm
3
3
3
3
3
3
2
3,1
3,4
2,9
3,3
3,6
1
0,1
0,4
0,1
0,3
0,6
4.2        Pembahasan
        Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pada percobaan perendaman hipokotil kacang hijau (Phaseolus radiatus) dengan menggunakan larutan IAA 0,01 ppm, 0,03 ppm, 0,05 ppm, 0,07 ppm dan 0,09 ppm terjadi penyusutan panjang yang direndam selama 48 jam.  Hal ini disebabkan karena kemungkinan konsentrasi dari larutan tersebut tinggi sehingga peranannya dalam merespon pemanjangan jaringan tidak fleksibel bahkan dapat merusak hormon yang ada dalam hipokotil kacang hijau, atau kemungkinan lainnya adalah kurang ketelitian dalam proses pengukuran hipokotil, sebab hormon berfungsi untuk meningkatkan perkembangan suatu organisme dan berperan aktif dalam perpanjangan jaringan.
Dari hasil studi tentang pengaruh auksin (IAA) terhadap perkembangan sel menunjukkan bahwa auksin dapat meningkatkan tekanan osmotik, meningkatkan permeabilitas sel terhdap air, meningkatkan sintesis protein, meningkatkan plastisitas dan pengembangan dinding sel  (Mukhtarom, 2009).
Hormon yang berasal dari bahasa Yunani yaitu Hormaein ini mempunyai arti merangsang, membangkitkan atau mendorong timbulnya suatu aktifitas biokimia sehingga fito-hormon tanaman dapat didefinisikan sebagai senyawa organik tanaman yang bekerja aktif dalam jumlah sedikit, ditransportasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan atau proses-proses fisiologi tanaman. Hormon tumbuh dapat berperan aktif dalam merespon pemanjangan jaringan jika berada pada konsentrasi yang rendah, tetapi jika berada dalam konsentrasi yang tinggi selain peranannya berkurang juga dapat berperan sebagai pestisida (Anonim, 2008).
V.         KESIMPULAN DAN SARAN
5.1        Kesimpulan
       Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Hormon tumbuhan akan berperan aktif dalam merangsang pemanjangan jaringan jika berada pada konsentrasi rendah.
2.      Hipokotil kacang hijau (phaseolus radiates) mengalami perpanjangan jaringan pada saat perendaman dengan IAA 0,01 ppm
5.2        Saran
Saran dari praktikan diharapkan pada praktikum-praktikum selanjutnya lebih teliti dalam mengukur berat bahan, agar hasil yang diperoleh lebih baik dan maksimal agar tujuan dapat tercapai.
 DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000.  Klorofil.  http://id.wikipedia.org.  Diakses pada tanggal 18 November 2010.
______,  2005.      Pengukuran     Potensial   Air    Pada    Jaringan    Tanaman.
               http://id.wikipedia.org.  Di akses pada tanggal 15 November 2010.
______, 2008.  Sedikit Tentang Zat Pengatur Tumbuh.  http://yoxx.blogspot.com.         Diakses pada tanggal 18 November 2010.
______, 2008.  Transpirasi.  http://www.indoforum.org.  Di akses pada tanggal 24
              November 2009.
______, 2009.  Klorofil.  http://id.wikipedia.org.  Diakses pada tanggal 18 November 2010.
______, 2009.  Zat Pengatur Tumbuh.  http://id.wikipedia.org.  Diakses pada tanggal 27 November 2009.
______, 2009.  Urea.  http://id.wikipedia.org.  Diakses pada tanggal 18 November 2010.
______, 2009.  Fisiologi Tumbuhan.   http://faperta.ugm.ac.id.   Di  akses  pada                                                                                                                                                                                                   
                tanggal 15 November 2010.
______, 2009.  Kacang Hijau (Phaseolus radiatus).  "http://id.wikipedia.org.  Di akses pada tanggal 14 November 2010.
______, 2009.   Biologi Sel.   http://www.indoforum.org.  Di akses pada tanggal 5
                     November 2009.
Basri Z., 2004.  Kultur Jaringan Tanaman.  Universitas Tadulako Press.  Palu.
Chawla, 2000.  Manfaat Zat Pengatur Tumbuh.  Nuansa Graha, Jakarta.  
Chawla, 2002. http:/yoxx.blogspot.com/sedikit-tentang-zat-pengatur-tumbuh.html diakses pada tanggal 01 November 2010.
Copyright, 2007.  Learning.Unram.ac.id/pengatur%20Tumbuh. htm. Diakses pada tanggal 02 November 2010.
Christie.  Jennifer, 2009.  Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).  Bunga Melati, Bandung.
Cassanova,  2009.  Centrifuge.  http://casanova.kotangawi.com.  Diakses pada tanggal 15 November 2010.
Deragon, 2005.  Water Potential. http://www.deragon.com.  Di akses pada tanggal
                15 November 2010.
Dalimunthe A., 2004Stomata Peranannya Dalam Metabolisme.  http://library.usu.ac.id.  Di akses tanggal 15 November 2010.
Damayanti F., 2007.  Analisis Jumlah Kromosom dan Anatomi Stomata Pada Beberapa Plasma Nutfah Pisang (Musa sp.) Asal Kalimantan Timur.   http://bioscientiae.unlam.ac.id.  Di akses pada tanggal 15 November 2010.
Dara, 2009.  Pengangkutan Pada Tumbuhan.  http://dara9.files.wordpress.com.  Di akses pada tanggal 15 November 2010.
Filter, 1989.   Fisiologi    lingkungan    Tumbuhan.  Gadja Mada Universitas Press,  Yogyakarta.
Heddy, S.,  2000.   Hormon Tumbuhan.  Rajawali, Jakarta.
Indradewa. D., 2009.  Fisiologi Tumbuhan.  www.faperta.ugm.ac.id.  Di akses pada tanggal 15 November 2010.
Jozep, 2002.  Pengaruh Urea Terhadap Pertumbuhan Biji. S Niaga Mas, Surabaya.
June T., 2008.  Kenaikan CO2 dan Perubahan Iklim : Implikasinya Terhadap Pertumbuhan Tanaman.  http://members.tripod.com. Di akses pada tanggal  16 Nopember  2010.
Kadir, 2007.  Indole Acetic-Acid (IAA).  Gramedia, Surabaya.
Kristio, 2009.  Tanaman Obat Indonesia.  http://www.warintek.ristek.go.id.        Di akses pada tanggal 15 November  2010.
Lakitan B.,  2004.   Dasar-Dasar  Fisiologi  Tumbuhan.   Raja  Grafindo  Persada,
                   Jakarta.
Mulyani, 2000.  Anatomi Tumbuhan.  Kanisius, Yogyakarta.
Malik T., 2008.  Potensial Air.  http://one.indoskripsi.com.  Di akses pada tanggal
               14 November 2010.
Mukhtarom, 2009.  Fungsi Auksin.  http://mukhtarom-ali.blogspot.com.  Diakses pada tanggal 19 November 2010.
Plantamor, 2008.  Sosongkokan (Rhoeo discolor).  http://www.plantamor.com. Di akses pada tanggal 14 November  2010.
Purwanti, Devi. 2007. Pengaruh Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Struktur Epidermis dan Stomata Daun Tanaman Pelindung Di Jalan Adi Sumarno Sampai Terminal Tirtonadi Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Purwoko, 1999.  Fisiologi Tanaman.  www.faperta.ugm.ac.id.  Diakses pada tanggal 18 n0vember 2010.
Rukmana R., 2005.  Usaha Tani Jagung.  Kanisius, Yogyakarta.
Rioardi, 2009.  Air Dalam Tumbuhan.  http:// WordPress.com. Di akses pada tanggal 14 November 2009.
Saleh, M.S., 2003.  Asam Indole Acetic Acid.  Surya Indah, Magelang.
Suwasono, 1983.  Pengaruh Auksin Terhadap Pertumbuhan.  Mina Raharja,     Bandung.
Salisbury, D., 1995.  Fisiologi Tumbuhan jilid 1 edisi IV.  ITB,  Bandung.
Sukamto, 2007.  Kamus Pertanian.  Aneka Ilmu, Semarang.
Salisbury FB, Ross CW. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Institut Teknologi, Bandung.
Theo, 2007.  Morfologi Tanaman kakao.  http://afandypoltek.wordpress.com.  (diakses pada tanggal 13 November 2010).
Wikipedia, 2009.  Klorofil.  http://id.wikipedia.org.  (diakses pada tanggal 13 November 2010)
             , 2009.  Klorofil pada Cacao.  http//id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 14 November 2010.
Wuryan, 2009.  Daya Kecambah Indeks Vigor.  http://wuryan.wordpress.com.  Diakses pada tanggal 28 November 2010.

0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:

Posting Komentar

sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???